KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan yang
maha Esa yang telah memberikan kita nikmat, baik itu nikmat islam maupun nikmat
iman. Kedua kalinya tidak lupa kita hantarkan shalawat serta salam kepada
junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW. Yang telah menunjukan kita jalan yang
menuju kebenaran, seperti yang kita rasakan pada saat ini.
Tidak lupa pula kami berterima kasih
kepada dosen Zaharani, M. Si yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan
makalah ini. Kami sadar bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman yang bersifat
membangun untuk dijadikan pelajaran kedepannya.
Akhir kata kami sebagai penyusun
mengucapkan, semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.
Bengkalis, September 2020
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar……………………………………………………………….......... ii
Daftar
Isi.................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Ilmu.................................................................................... 3
B. Asal
Muasal Bahasa....................................................................................... 7
C. Pengertian
Bahasa................................................................................. 7
D. Karakteriatik
Bahasa…………………………………………………...
E. Hubungan
Ilmu dan Bahasa.................................................................
F. Peran Bahasa Dalam Ilmu.....................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 9
Daftar Pustaka.................................................................................................. 10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kemampuan berbahasa merupakan ciri khusus pada manusia.
Manusia sebagai mahluk sosial, dalam kehidupannya sudah dapat dipastikan akan
berhubungan dengan orang lain atau bermasyarakat yang memiliki kebutuhan
sosial. Kebutuhan sosial adalah kebutuhan untuk menumbuhkan dan mempertahankan
hubungan dengan orang lain dalam berinteraksi. Bahasa dijadikan alat untuk
menyampaikan, mengekspresikan atau menjelaskan sesuatu yang dapat dimengerti
atau dipahami oleh orang lain.
Bahasa yang digunakan merupakan suatu bukti kegiatan
intelektual manusia. Manusia tidak akan mencapai puncak kedewasaannya sebagai
mahluk yang rasional yang dapat dipisahkan dari keahliannya berbahasa. Sehingga
manusia berbahasa sesuai dengan tingkat pengetahuan dan kemampuannya
masing-masing.
B.
Rumusan Masalah
Dari
uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apa
itu bahasa?
2. Apa
sajakah karakteristik dari bahasa?
3. Bagaimana
hubungan antara ilmu dan bahasa tersebut?
4. Apa
itu ilmu dan definisi ilmu?
C.Tujuan
1. Untuk
mengetahui apa yang di maksud dengan bahasa
2. Untuk
mengetahui definisi ilmu
3. Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Ilmu
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, ilmu diartikan
sebagai pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut
metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di
bidang (pengetahuan) itu; atau pengetahuan atau kepandaian tentang soal
duniawi, akhirat, lahir, batin, dan sebagainya. Dalam Wikipedia Indonesia, ilmu
adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan
pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Selain itu, beberapa
tokoh telah menuliskan definisi ilmu antara lain sebagai berikut :
·
Menurut Nazir(1988), Ilmu adalah
pengetahuan yang bersifat umum dan sistematis, pengetahuan dari mana dapat
disimpulkan dalil – dalil tertentu menurut kaidah – kaidah umum.
·
Menurut Shapere (1974), konsepsi ilmu
pada dasarnya mencakup tiga hal yaitu adanya rasionalitas, dapat digeneralisasi
dan dapat disistematisasi.
Secara
garis besar, ilmu merupakan suatu kumpulan proses dengan menggunakan suatu
metode ilmiah yang menghasilkan suatu pengetahuan yang sistematis.
Secara etimologi, ilmu berasal dari kata “ilm” (Bahasa
Arab), Science (Bahasa inggris) atau Scientia (Bahasa Latin)yang mengandung
kata kerja scire yang berarti tahu atau mengetahui. Adapun perbedaan ilmu dengan pengetahuan. Kalau
pengetahuan yang merupakan padan kata dari knowledge merupakan kumpulan fakta –
fakta, sedangkan ilmu adalah pengetahuan ilmiah/sistematis. Kumpulan fakta – fakta tersebut merupakan
bahan dasar dari suatu ilmu, sehingga pengetahuan belum dapat dikatakan sebagai
ilmu, namun ilmu pasti merupakan pengetahuan.
Suatu ilmu harus bersifat empiris (hasil dari panca
indera/percobaan), sistematis (memeiliki keterkaitan yang teratur), objektif
(bukan hasil prasangka), analitis dan verifikatif (bertujuan mencari kebenaran
ilmiah). Ilmu memiliki pokok persoalan (objek) dan fokus perhatian. Sebagai
contoh ilmu alam. Ilmu alam memiliki pokok persoalan terkait dengan alam dengan
beberapa fokus perhatian seperti fisika, kimia, biologi, dan lain-lain.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa ilmu berbeda dengan
pengetahuan. Pengetahuan merupakan kumpulan fakta yang merupakan bahan dari
suatu ilmu, sedangkan ilmu adalah suatu kegiatan penelitian terhadap suatu
gejala ataupun kondisi pada suatu bidang dengan menggunakan berbagai prosedur,
cara, alat dan metode ilmiah lainnya guna menghasilkan suatu kebenaran ilmiah
yang bersifat empiris, sistematis, objektif, analisis dan verifikatif.
B.Asal
Mula Bahasa
Apabila kita menelusuri jejak kehidupan nenek moyang
manusia di muka bumi sejak lima ratus ribu tahun yang silam, kita tidak pernah
menemukan bukti-bukti langsung mengenai bahasa nenek moyang kita tersebut.
Cerita dari Mesir, bahwa sekitar abad ke-17 SM Raja Mesir
Psammetichus mengadakan eksperimen terhadap bayi yang dibesarkan di hutan belantara
dengan pola pengasuhan yang tanpa bersentuhan dengan pemakaian bahasa apapun.
Setelah berusia dua tahun, bayi tersebut dilaporkan oleh pengasuh suruhan
istana dapat mengucapkan kata pertamanya “becos” yang berarti “roti”, dalam
bahasa Phrygia (bahasa Mesir kuno). Dan cerita ini, banyak orang Mesir yang
mempercayai bahwa bahasa Mesirlah yang merupakan bahasa yang pertama dikuasai
manusia, sekaligus diklaim sebagai bahasa yang pertama kali ada di muka bumi.
Terdapat beberapa teori yang ada, bahwa bahasa bersumber
dari Tuhan, bunyi alam, isyarat lisan, dan teori yang mendasarkan pada
kemampuan manusia secara fisiologis.
Menurut pandangan yang
menyebutkan bahwa bahasa bersumber dari Tuhan. Dalam kitab suci agama Islam
misalnyaf disebutkan bahwa Adam sebagai manusia pertama yang diciptakan oleh
Allah dengan berbagai kemampuan yang dibekalkan kepadanya, termasuk kemampuan
berbahasa (Q.S. Al Baqarah: 31 dan Q.S. Ar-Rum: 22).
Pandangan lain tentang asal mula bahasa ini didasarkan
pada konsep bunyi-bunyi alam. Salah seorang filsuf Yunani yang bemama Socrates,
menyatakan bahwa onomatopea atau peniruam bunyi-bunyi alam merupakan dasar asal
mula bahasa dan merupakan alasan mengapa nama “yang benar” dapat ditemukan
untuk benda-benda yang dapat menghasilkan bunyi. Menurut pandangan ini,
kata-kata yang paling sederhana dapat merupakan tiruan bunyi alam yang didengar manusia dan lingkungannya. Suara
yang sama seringkali ditafsirkan secara berbeda-beda oleh orang-orang yang
berlainan, misalnya dalam menirukan suara kokok ayam jantan, orang Jawa
menyebutnya “kukuruyuk”, orang Sunda menyebut kongkorongok’, orang Prancis dan
Spanyol menyebut “cocorico”, orang Cina menyebut “wang-wang”, sedangkan orang
Inggris menyebut “cock a doodle do”.
C.Pengertian
Bahasa
Bahasa dibentuk
oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak menyebabkan
gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah, aturan dan pola-pola yang
dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat. Agar komunikasi
yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa harus
harus menguasai bahasanya.
Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan
untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang
berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh
pemakainya. Bahasa sendiri berfungsi sebagai sarana komunikasi serta sebagai
sarana integrasi dan adaptasi.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi bahasa
menurut para ahli:
·
Menurut Wittgenstein, bahasa merupakan
bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan realitas, dan memiliki
bentuk dan struktur yang logis
·
Ferdinand De Saussure, bahasa adalah
ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap kelompok sosial
merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain
·
Plato, bahasa pada dasarnya adalah
pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama benda atau
sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam
arus udara lewat mulut.
Sehingga dari uraian
diatas, dapat disimpulkan bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk
berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau
perasaan.
D.
Karakteristik Bahasa
Berikut
ini adalah karakteristik bahasa, yaitu:
1.
Bahasa bersifat abritrer artinya
hubungan antara lambang dengan yang dilambangkan tidak bersifat wajib, bisa
berubah dan tidak dapat dijelaskan mengapa lambang tersebut mengonsepi makna
tertentu.Contohnya: secara kongkret, alasan “kuda” melambangkan ‘sejenis
binatang berkaki empat yang bisa dikendarai’ adalah tidak bisa dijelaskan.
2.
Bahasa bersifat produktif artinya dengan
sejumlah besar unsur yang terbatas, namun dapat dibuat satuan-satuan ujaran
yang hampir tidak terbatas. Contohnya: menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia
susunan WJS. Purwadarminta bahasa Indonesia hanya mempunyai kurang lebih 23.000
kosa kata, tetapi dengan 23.000 buah kata tersebut dapat dibuat jutaan kalimat
yang tidak terbatas.
3.
Bahasa Bersifat Dinamis berarti bahwa
bahasa itu tidak lepas dari berbagai kemungkinan perubahan sewaktu-waktu dapat
terjadi. Contohnya: perubahan itu dapat terjadi pada tataran apa saja:
fonologis, morfologis, sintaksis, semantic dan leksikon. Pada setiap waktu
mungkin saja terdapat kosakata baru yang muncul, tetapi juga ada kosakata lama
yang tenggelam, tidak digunakan lagi.
4.
Bahasa Bersifat Beragam artinya bahasa
mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama, namun karena bahasa itu
digunakan oleh penutur yang heterogen yang mempunyai latar belakang sosial dan kebiasaan
yang berbeda, maka bahasa itu menjadi beragam, baik dalam tataran fonologis,
morfologis, sintaksis maupun pada tataran leksikon.
Contohnya:
Bahasa Jawa yang digunakan di Surabaya berbeda dengan yang digunakan di
Yogyakarta. Begitu juga bahasa Arab yang digunakan di Mesir berbeda dengan yang
digunakan di Arab Saudi.
E. Hubungan Ilmu dan Bahasa
Bahasa adalah medium tanpa batas yang membawa segala
sesuatu mampu termuat dalam lapangan pemahaman manusia. Dan bahasa adalah media
manusia berpikir secara abstrak yang memungkinkan objek-objek ditransformasikan
menjadi simbol-simbol abstrak. Dengan adanya transformasi ini maka manusia
dapat berpikir mengenai tentang sebuah objek, meskipun objek itu tidak
terinderakan saat proses berpikir itu dilakukan olehnya.
Ilmu dan bahasa berhubungan antara kebutuhan-kebutuhan kita untuk
berekspresi dan berkomunikasi dan benda-benda yang ditawarkan kepada kita
melalui bahasa yang kita pelajari. Manusia hanya akan dapat berkata dan memahami
satu dengan lainnya dalam kata-kata yang terbahasakan. Orientasi inilah yang
selanjutnya mempengaruhi bagaimana manusia berpikir dan berkata. Contoh dalam
perilaku manusia yang tampak dalam hubungan ilmu dan bahasa adalah perilaku
manusia ketika berbicara dan menulis
atau ketika dia memproduksi bahasa,
sedangkan prilaku yang tidak tampak adalah perilaku manusia ketika memahami
yang disimak atau dibaca sehingga
menjadi sesuatu yang dimilikinya atau memproses sesuatu yang akan diucapkan
atau ditulisnya.
Ilmu dan bahasa merupakan dua hal yang tidak terpisahkan.
Bahasa berperan penting dalam upaya pengembangan dan penyebarluasan ilmu.
Setiap penelitian ilmiah tidak dapat dilaksanakan tanpa menggunakan bahasa,
matematika (sarana berpikir deduktif) dan statistika (sarana berpikir induktif)
sebagai sarana berpikir (Sarwono, 2006: 13). Upaya-upaya penyebarluasan ilmu
juga tidak mungkin dilaksanakan tanpa bahasa sebagai media komunikasi.
F.
Peran Bahasa Dalam Ilmu
Peran bahasa dalam ilmu erat hubungannya dengan aspek
fungsional bahasa sebagai media berpikir dan media komunikasi. Sehubungan
dengan itu, pembahasan tentang permasalahan ini akan disoroti dalam dua bagian:
1. Hubungan
Bahasa dan Pikiran
Berpikir merupakan aktivitas mental yang tersembunyi,
yang bisa disadari hanya oleh orang yang melakukan aktivitas itu. Dengan
kemampuan berpikirnya, manusia bisa membahas obyek-obyek dan
peristiwa-peristiwa yang tidak berada atau sedang berlangsung disekitarnya.
Kemampuan berpikir juga kadang-kadang dapat digunakan untuk memecahkan masalah
tanpa mencoba berbagai alternatif solusi secara langsung (nyata).
Peran penting bahasa
dalam inovasi ilmu terungkap jelas dari fungsi bahasa sebagai media berpikir.
Melalui kegiatan berpikir, manusia memperoleh dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dengan cara menghimpun dan memanipulasi ilmu dan pengetahuan
melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar, dan
membayangkan.
2. Bahasa
Sebagai Media Komunikasi
Komunikasi merupakan salah satu jantung pengembangan
ilmu. Setiap ilmu dapat berkembang jika temuan-temuan dalam ilmu itu
disebarluaskan (dipublikasikan) melalui tindakan berkomunikasi.
BAB
III
A.
KESIMPULAN
Ilmu adalah
seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman
manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi
agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan
membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari
keterbatasannya. Upaya manusia yang pertama kali dalam menelusuni asal mula
bahasa lebih bernuansa mitos karena tidak berdasar pada fakta dan teori yang
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Bahasa sebagai alat komunikasi bagi manusia memiliki
keteraturan. Keteraturan bahasa ini dapat dipelajarai dalam ilmu bahasa atau
linguistik.Karakteristik bahasa, yaitu bahasa bersifat abritrer, produktif,
dinamis, beragam dan manusiawi.
Ilmu dan bahasa
merupakan dua hal yang tidak terpisahkan. Bahasa berperan penting dalam upaya
pengembangan dan penyebarluasan ilmu. Sehingga ilmu tanpa bahasa tidak
berkembang, bahasa tanpa ilmu tidak beraturan.
Ilmu dan bahasa saling
besinergi, bahasa sebagai alat untuk mengembangkan ilmu dan ilmu dapat
menunjang perkembangan bahasa.
DAFTAR
PUSTAKA
Caray. Asal Mula Bahasa.
http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2010/03/asal-mula-bahasa.html. Diakses
tanggal 20 November 2012.
http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/04/sejarah-perkembangan-bahasa.html.
Diakses tanggal 20 November 2012.
. Hubungan Ilmu Dengan Bahasa.
http://fullcoloursaboutenis.blogspot.com/2011/06/hubungan-ilmu-dengan-bahasa.html.
Diakses tanggal 20 November 2012.
http://diahtyas8.wordpress.com/2011/03/10/apa-itu-ilmu-dan-apa-definisi-ilmu/
Diakses tanggal 15 November 2012.
Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian
Quantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wikipedia. Ilmu. http://id.wikipedia.org/wiki/ilmu.
Diakses tanggal 20 November2012
0 Comments
Post a Comment